A. PENDAHULUAN
1. Perkembangan Situasi Sekarang
Melihat situasi zaman sekarang ini, siapa pun akan setuju
bahwa perkembangan situasi di segala bidang selama dua dekade ini dapat
dikatakan sangat pesat. Kemajuan teknologi di berbagai bidang menjadi salah
satu pemicunya, termasuk di antaranya kemajuan teknologi internet di akhir
tahun 90-an.
Dengan adanya perkembangan yang sangat pesat tersebut,
tersirat adanya perubahan dalam kehidupan manusia termasuk di antaranya
perubahan di bidang ekonomi. Orang berlomba-lomba mencari penghasilan dengan
memanfaatkan berbagai bentuk kemajuan. Ini pada akhirnya diharapkan bisa
meningkatkan kesejahteraan tiap-tiap individu, sehingga dengan demikian mereka
bisa menikmati hidup dengan layak.
2. Pentingnya Mengatur Keuangan
Peningkatan kehidupan individu harus pula diimbangi dengan
pengaturan yang dilandasi oleh adanya tujuan, cita-cita atau target. Tanpa
adanya pengaturan yang dilandasi oleh tujuan, cita-cita maupun target, maka
kehidupan individu seolah-olah tanpa arah maupun tujuan. Kehidupan hanya berisi
rutinitas-rutinitas tanpa makna yang ujung-ujungnya membuat tiap-tiap individu
merasakan tekanan dan stres.
Begitu pula dalam bidang ekonomi (baca=keuangan), tiap-tiap
individu harus bisa mengatur perekonomiannya sendiri. Pengaturan ini sangat
penting, mengingat kehidupan individu tidak hanya ada pada masa sekarang saja,
melainkan juga mencakup kehidupan di masa-masa mendatang. Setiap individu pasti
mempunyai cita-cita, misalnya ingin memiliki sesuatu, atau ingin pergi ke suatu
tempat, keinginan tersebut hanya bisa tercapai apabila sedari awal dilakukan
pengaturan keuangan.
Dalam pengaturan keuangan inilah tersirat adanya upaya untuk
meredam keinginan demi tercapainya apa yang diinginkannya di masa depan.
B. ARTI DAN MAKNA BINA ARTHA
1. Apa itu Bina Artha?
Bina Artha merupakan dua kata yang digabungkan menjadi satu.
Bina mempunyai makna pembinaan, pengaturan, pengelolaan. Dan Artha mempunyai
makna uang. Dengan demikian, dapat dikatakan Bina Artha merupakan suatu
kegiatan pembinaan, pengaturan atau pengelolaan keuangan.
2. Kegiatan Bina Artha.
Pengelolaan keuangan semestinya tidak hanya dilakukan oleh
suatu perusahaan atau unit usaha tertentu saja. Pengelolaan keuangan bisa
dilakukan oleh tiap-tiap keluarga atau bahkan tiap-tiap individu. Pengelolaan
keuangan ini perlu dilakukan mengingat kemampuan perekonomian tiap-tiap
individu atau keluarga berbeda-beda. Jika seorang individu terlahir di sebuah
keluarga yang kaya raya, mungkin pengelolaan keuangan tidak ia perlukan. Lain
halnya dengan individu yang terlahir di kalangan biasa-biasa saja, di mana
masalah keuangan menjadi masalah utama, tentunya pengaturan keuangan sangatlah
diperlukan.
Kegiatan Bina Artha pada dasarnya sangat sederhana dan tidak
terlalu rumit. Kegiatan Bina Artha utamanya hanyalah melakukan pencatatan
setiap kegiatan yang berkenaan dengan keuangan. Artinya, jika suatu kegiatan
itu menghasilkan uang atau pun mengeluarkan/membelanjakan uang, itu haruslah
dicatat, sehingga dengan demikian berapa penghasilan dan pengeluarannya bisa
diketahui. Dan apabila penghasilan dan pengeluaran bisa diketahui, maka
individu atau keluarga bisa menyusun anggaran apa saja yang perlu ditambah
ataupun dikurangi.
3. Keuntungan Bina Artha
Berbicara masalah keuntungan, bisa dikatakan kegiatan Bina
Artha sangatlah menguntungkan. Ini karena setiap kegiatan yang dilakukannya
mengandung suatu harapan agar terpenuhinya keinginan, cita-cita, maupun target
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pun kalau tidak memiliki target, melakukan
Bina Artha paling tidak mampu mengetahui seberapa besar penghasilan maupun
pengeluaran yang dimiliki individu, sehingga dari data-data yang telah
dikumpulkan selama 30 hari, individu bisa berkesimpulan bahwa penghasilan yang
didapatkannya dengan bekerja itu kurang atau lebih bila dibandingkan dengan
pengeluarannya. Bila suatu pengeluaran lebih besar daripada penghasilan,
tentunya ada faktor-faktor penyebabnya. Ini bisa dicari atau dipelajari dari
data-data yang ada sebelumnya.
C. CARA KERJA BINA ARTHA
Bina Artha mencakup tiga kegiatan utama, yaitu Pendataan
Transaksi, Evaluasi, dan Pembuatan Anggaran. Alur kegiatannya bisa dilihat pada
gambar berikut ini:
1. Pendataan Transaksi
Pendataan transaksi ini terbagi menjadi dua aktifitas:
a. Aktifitas Pencatatan Transaksi
Aktifitas ini menuntut individu untuk rajin mencatat setiap
aktifitas yang berkenaan dengan penghasilan yang didapatnya (bisa harian maupun
bulanan) dan pengeluaran/pembelanjaan keuangan untuk berbagai kebutuhan maupun
kepentingan. Yang diperlukan dalam aktifitas pencatatan ini adalah sebuah buku
yang dibuat sedemikian rupa sehingga setiap transaksi bisa tercatat secara
lengkap. Biasanya data-data yang diperlukan adalah tanggal, jenis aktifitas
atau uraian aktifitas dan besarnya pendapatan maupun pengeluaran. Namun, bila
diperlukan agar data lebih komplit bisa dimasukkan pula data supplier, volume,
satuan, dan harga satuan. Data-data ini diperlukan agar dalam penganalisaan
keuangan bisa lebih terperinci. Berikut contoh tabel aktifitas pencatatan
transaksi.
b. Aktifitas Pengklasifikasian Transaksi
Oleh karena tujuan akhir dari Bina Artha adalah mengetahui
transaksi mana yang berlebihan sehingga perlu dikurangi, maupun transaksi mana
yang mengalami kekurangan sehingga perlu ditambah, maka setiap aktifitas perlu
diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan atau akun. Setiap akun harus diberi
nomor atau huruf agar bisa dituliskan dalam pencatatan transaksi.
Setiap individu bebas mengklasifikasikan setiap aktifitas /
transaksi ke dalam beberapa golongan sesuai dengan situasi yang dihadapinya.
Namun, secara mendasar pengklasifikasian dapat digolongkan dalam beberapa akun
sebagai berikut:
- Akun Penghasilan (nomor Akun 100)
Akun penghasilan ini menjadi tempat di mana individu
memasukkan setiap aktifitas yang menghasilkan uang. Agar berbeda dengan
akun-akun lainnya, serta mudah untuk mengingat-ingat, Akun diberi angka 100.
Pemberian nomor ini dapat dilakukan sesuai dengan selera individu
masing-masing.
- Akun Komunikasi (No Akun 200)
Dalam keseharian terlebih pada zaman sekarang yang
mementingkan komunikasi serba cepat, setiap individu pasti memerlukan sarana
komunikasi, misalnya hape, internet, maupun telepon. Pada akun inilah setiap
pengeluaran terkait dengan komunikasi dimasukkan. Nomor akun bisa kelanjutan
dari akun yang pertama yaitu 200.
- Akun Konsumsi (No Akun 300)
Pada akun Konsumsi ini, individu bisa memasukkan setiap
transaksi atau aktifitas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk makan dan
minum.
- Akun Bahan Bakar Minyak (BBM) (No Akun 400)
Setiap pengeluaran yang berkaitan dengan pemakaian bahan
bakar termasuk di antaranya bensin, solar, maupun gas (elpiji) dimasukkan ke
dalam akun ini.
- Akun Transportasi (No Akun 500)
Aktifitas yang termasuk dalam akun Transportasi ini
berhubungan dengan pemakaian kendaraan berikut perawatannya. Misalnya, biaya
transportasi naik angkutan, biaya servis, biaya pembelian sparepart kendaraan.
- Akun Alat Tulis Kantor (No Akun 600)
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pengeluaran untuk
pembelian peralatan tulis menulis maupun perlengkapan perkantoran dimasukkan
dalam akun ini. Misalnya, ballpoin, kertas, type-x, penghapus, dll.
- Akun Perlengkapan (No Akun 700)
Perlu diperjelas bahwa akun Perlengkapan ini mengacu pada
apa yang dipakai individu dalam kesehariannya. Misalnya, meja, kursi, sepatu,
pakaian, dll. Di dalam akun inilah setiap pengeluaran untuk barang-barang
tersebut dimasukkan.
- Akun Peralatan (No. Akun 800)
Yang termasuk dalam akun Peralatan ini adalah pembelian
kompor, alat-alat listrik, alat-alat pertukangan, alat-alat perbengkelan untuk
memperbaiki kendaraan, dll.
- Akun Hiburan (No Akun 900)
Yang termasuk dalam akun Hiburan adalah setiap aktifitas
yang berkaitan dengan upaya menghibur diri, relaksasi maupun rekreasi.
Misalnya, nonton film, bertamasya, membeli cd lagu-lagu atau film, dll.
- Akun Beban Sewa (No Akun 110)
Setiap pengeluaran yang berhubungan dengan aktifitas sewa
dimasukkan dalam akun 110. Aktifitas pengeluaran akun ini misalnya, sewa rumah,
bayar listrik, laundry, TV Kabel, dll.
- Akun Pajak (No Akun 120)
Dalam akun ini, termasuk di antaranya pengeluaran untuk
pajak kendaraan bermotor, Pajak Bumi Bangunan (PBB), Pajak Penghasilan, dll.
- Akun Asuransi (No Akun 130)
Dalam hal asuransi perlu dibedakan dengan tabungan, karena
aktifitas asuransi merupakan kewajiban yang ada sangsinya bila tidak dilakukan
dan berhubungan dengan lembaga-lembaga asuransi resmi.
- Akun Tabungan (No Akun 140)
Dalam hal tabungan, setiap aktifitas menyisihkan pendapatan
berapapun jumlahnya bisa dikategorikan ke dalam akun ini. Aktifitas yang ada
dalam akun tabungan ini pada dasarnya bersifat suka rela, tergantung dari
komitmen individu masing-masing. Namun, bila individu sudah berkomitmen untuk
menyisihkan pendapatannya untuk tabungan, maka aktifitasnya menjadi suatu
kewajiban yang harus dipatuhi.
Demikian contoh-contoh-contoh akun yang bisa dibuat saat
melakukan pengklasifikasian transaksi. Tentu saja tidak ada aturan baku untuk
pengklasifikasian tersebut. Masing-masing individu bisa mengklasifikasikan
sesuai dengan selera masing-masing. Berikut contoh dari pengklasifikasian
transaksi:
Sedangkan dalam pelaksanaan pencatatan, berikut contoh
pencatatan transaksi sekaligus pengklasifikasian transaksi:
2. Evaluasi
Setelah individu melakukan pencatatan sekaligus
pengklasifikasian secara rutin, ia mendapatkan data-data pemasukan dan
pengeluaran selama satu bulan. Data-data yang didapatkannya ini bisa
dipergunakan untuk melakukan evaluasi. Dalam melakukan evaluasi ini, terdapat
dua kategori evaluasi:
a. Evaluasi Awal Bina Artha
Evaluasi ini dilakukan saat individu melakukan Bina Artha
untuk pertama kalinya. Hasil yang didapatnya hanyalah berupa laporan pemasukan
dan pengeluaran bulanan. Dari laporan ini, individu bisa melihat komposisi keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran selama
satu bulan. Berikut contoh laporan atau rekapitulasi pemasukan dan pengeluaran
satu bulan.
b. Evaluasi Bina Artha Lanjutan
Pada evaluasi tahap ini, individu sudah mempunyai data
transaksi di bulan sebelumnya, yang atas data transaksi tersebut, individu
membuat membuat anggaran untuk bulan berikutnya. Berikut contoh anggaran
individu yang telah dibuat pada bulan sebelumnya.
Atas dasar anggaran bulan lalu (anggaran untuk bulan oktober
yang dikeluarkan pada bulan september) ini ditambah dengan data-data transaksi
yang didapat pada bulan ini (bulan oktober) yang terangkum dalam rekapitulasi
pemasukan pengeluaran bulan ini (rekapitulasi/laporan keuangan bulan oktober),
individu bisa melakukan analisa pemasukan dan pengeluaran. Aktifitas analisa ini
berupa perbandingan antara pemasukan maupun pengeluaran bulan ini dengan
anggaran yang telah dibuat pada bulan sebelumnya. Oleh karena, individu sudah
pernah mencatat mengklasifikasi transaksi di bulan sebelumnya, maka ia
mempunyai data untuk tiap akun.
Dalam melakukan evaluasi, selain secara global (pemasukan
dan pengeluaran saja), individu bisa menganalisa akun-akun mana saja yang
mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kenaikan atau
penurunan bila dibandingkan dengan akun-akun yang dibuat dalam anggaran
keuangan. Atas dasar inilah, maka inidividu bisa menentukan dalam hal pemasukan
dengan mempertimbangkan pengeluaran, apakah penghasilan perlu ditambah bila
pengeluaran melebihi pemasukan, ataukah justru akun pengeluaran tertentu yang
perlu dikurangi jika penghasilan tidak bertambah. Berikut merupakan contoh
hasil evaluasi dengan memanfaatkan anggaran bulan lalu yang dibandingkan dengan
rekapitulasi pemasukan pengeluaran bulan ini.
3. Pembuatan Anggaran
Apabila evaluasi
sudah dilakukan, maka sudah waktunya individu membuat anggaran pemasukan dan
pengeluaran bulan depan, yang nantinya akan dijadikan rujukan untuk
perbandingan. Berikut contoh anggaran untuk bulan berikutnya.
D. KESIMPULAN
Dengan melihat penjelasan di atas sekaligus
kemungkinan-kemungkinan di masa depan, maka dapatlah disimpulkan bahwa
aktifitas bina artha atau pengaturan keuangan perlu dilakukan. Pengaturan
keuangan tidak hanya melulu untuk mendapatkan data-data keuangan. Pengaturan
keuangan bisa dijadikan rujukan dalam melakukan investasi di masa depan.
Jika seorang individu sudah terbiasa melakukan pengaturan
keuangan, tentunya ia tidak akan mengalami kesulitan pun kaget bila ia nantinya
akan membuka usaha sendiri karena pada aktifitas usaha yang bertujuan mendapatkan
keuntungan juga akan bersinggungan dalam pengelolaan keuangan.
-oo00oo-