Senin, 07 September 2015

A. PENDAHULUAN

1. Perkembangan Situasi Sekarang
Melihat situasi zaman sekarang ini, siapa pun akan setuju bahwa perkembangan situasi di segala bidang selama dua dekade ini dapat dikatakan sangat pesat. Kemajuan teknologi di berbagai bidang menjadi salah satu pemicunya, termasuk di antaranya kemajuan teknologi internet di akhir tahun 90-an.
Dengan adanya perkembangan yang sangat pesat tersebut, tersirat adanya perubahan dalam kehidupan manusia termasuk di antaranya perubahan di bidang ekonomi. Orang berlomba-lomba mencari penghasilan dengan memanfaatkan berbagai bentuk kemajuan. Ini pada akhirnya diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan tiap-tiap individu, sehingga dengan demikian mereka bisa menikmati hidup dengan layak.

2. Pentingnya Mengatur Keuangan
Peningkatan kehidupan individu harus pula diimbangi dengan pengaturan yang dilandasi oleh adanya tujuan, cita-cita atau target. Tanpa adanya pengaturan yang dilandasi oleh tujuan, cita-cita maupun target, maka kehidupan individu seolah-olah tanpa arah maupun tujuan. Kehidupan hanya berisi rutinitas-rutinitas tanpa makna yang ujung-ujungnya membuat tiap-tiap individu merasakan tekanan dan stres.
Begitu pula dalam bidang ekonomi (baca=keuangan), tiap-tiap individu harus bisa mengatur perekonomiannya sendiri. Pengaturan ini sangat penting, mengingat kehidupan individu tidak hanya ada pada masa sekarang saja, melainkan juga mencakup kehidupan di masa-masa mendatang. Setiap individu pasti mempunyai cita-cita, misalnya ingin memiliki sesuatu, atau ingin pergi ke suatu tempat, keinginan tersebut hanya bisa tercapai apabila sedari awal dilakukan pengaturan keuangan.
Dalam pengaturan keuangan inilah tersirat adanya upaya untuk meredam keinginan demi tercapainya apa yang diinginkannya di masa depan.

B. ARTI DAN MAKNA BINA ARTHA
1. Apa itu Bina Artha?
Bina Artha merupakan dua kata yang digabungkan menjadi satu. Bina mempunyai makna pembinaan, pengaturan, pengelolaan. Dan Artha mempunyai makna uang. Dengan demikian, dapat dikatakan Bina Artha merupakan suatu kegiatan pembinaan, pengaturan atau pengelolaan keuangan.

2. Kegiatan Bina Artha.
Pengelolaan keuangan semestinya tidak hanya dilakukan oleh suatu perusahaan atau unit usaha tertentu saja. Pengelolaan keuangan bisa dilakukan oleh tiap-tiap keluarga atau bahkan tiap-tiap individu. Pengelolaan keuangan ini perlu dilakukan mengingat kemampuan perekonomian tiap-tiap individu atau keluarga berbeda-beda. Jika seorang individu terlahir di sebuah keluarga yang kaya raya, mungkin pengelolaan keuangan tidak ia perlukan. Lain halnya dengan individu yang terlahir di kalangan biasa-biasa saja, di mana masalah keuangan menjadi masalah utama, tentunya pengaturan keuangan sangatlah diperlukan.
Kegiatan Bina Artha pada dasarnya sangat sederhana dan tidak terlalu rumit. Kegiatan Bina Artha utamanya hanyalah melakukan pencatatan setiap kegiatan yang berkenaan dengan keuangan. Artinya, jika suatu kegiatan itu menghasilkan uang atau pun mengeluarkan/membelanjakan uang, itu haruslah dicatat, sehingga dengan demikian berapa penghasilan dan pengeluarannya bisa diketahui. Dan apabila penghasilan dan pengeluaran bisa diketahui, maka individu atau keluarga bisa menyusun anggaran apa saja yang perlu ditambah ataupun dikurangi.

3. Keuntungan Bina Artha
Berbicara masalah keuntungan, bisa dikatakan kegiatan Bina Artha sangatlah menguntungkan. Ini karena setiap kegiatan yang dilakukannya mengandung suatu harapan agar terpenuhinya keinginan, cita-cita, maupun target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pun kalau tidak memiliki target, melakukan Bina Artha paling tidak mampu mengetahui seberapa besar penghasilan maupun pengeluaran yang dimiliki individu, sehingga dari data-data yang telah dikumpulkan selama 30 hari, individu bisa berkesimpulan bahwa penghasilan yang didapatkannya dengan bekerja itu kurang atau lebih bila dibandingkan dengan pengeluarannya. Bila suatu pengeluaran lebih besar daripada penghasilan, tentunya ada faktor-faktor penyebabnya. Ini bisa dicari atau dipelajari dari data-data yang ada sebelumnya.

C. CARA KERJA BINA ARTHA
Bina Artha mencakup tiga kegiatan utama, yaitu Pendataan Transaksi, Evaluasi, dan Pembuatan Anggaran. Alur kegiatannya bisa dilihat pada gambar berikut ini:


 
1. Pendataan Transaksi
Pendataan transaksi ini terbagi menjadi dua aktifitas:
a. Aktifitas Pencatatan Transaksi
Aktifitas ini menuntut individu untuk rajin mencatat setiap aktifitas yang berkenaan dengan penghasilan yang didapatnya (bisa harian maupun bulanan) dan pengeluaran/pembelanjaan keuangan untuk berbagai kebutuhan maupun kepentingan. Yang diperlukan dalam aktifitas pencatatan ini adalah sebuah buku yang dibuat sedemikian rupa sehingga setiap transaksi bisa tercatat secara lengkap. Biasanya data-data yang diperlukan adalah tanggal, jenis aktifitas atau uraian aktifitas dan besarnya pendapatan maupun pengeluaran. Namun, bila diperlukan agar data lebih komplit bisa dimasukkan pula data supplier, volume, satuan, dan harga satuan. Data-data ini diperlukan agar dalam penganalisaan keuangan bisa lebih terperinci. Berikut contoh tabel aktifitas pencatatan transaksi.



b. Aktifitas Pengklasifikasian Transaksi
Oleh karena tujuan akhir dari Bina Artha adalah mengetahui transaksi mana yang berlebihan sehingga perlu dikurangi, maupun transaksi mana yang mengalami kekurangan sehingga perlu ditambah, maka setiap aktifitas perlu diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan atau akun. Setiap akun harus diberi nomor atau huruf agar bisa dituliskan dalam pencatatan transaksi.
Setiap individu bebas mengklasifikasikan setiap aktifitas / transaksi ke dalam beberapa golongan sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Namun, secara mendasar pengklasifikasian dapat digolongkan dalam beberapa akun sebagai berikut:
- Akun Penghasilan (nomor Akun 100)
Akun penghasilan ini menjadi tempat di mana individu memasukkan setiap aktifitas yang menghasilkan uang. Agar berbeda dengan akun-akun lainnya, serta mudah untuk mengingat-ingat, Akun diberi angka 100. Pemberian nomor ini dapat dilakukan sesuai dengan selera individu masing-masing.
- Akun Komunikasi (No Akun 200)
Dalam keseharian terlebih pada zaman sekarang yang mementingkan komunikasi serba cepat, setiap individu pasti memerlukan sarana komunikasi, misalnya hape, internet, maupun telepon. Pada akun inilah setiap pengeluaran terkait dengan komunikasi dimasukkan. Nomor akun bisa kelanjutan dari akun yang pertama yaitu 200.
- Akun Konsumsi (No Akun 300)
Pada akun Konsumsi ini, individu bisa memasukkan setiap transaksi atau aktifitas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk makan dan minum.
- Akun Bahan Bakar Minyak (BBM) (No Akun 400)
Setiap pengeluaran yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar termasuk di antaranya bensin, solar, maupun gas (elpiji) dimasukkan ke dalam akun ini.
- Akun Transportasi (No Akun 500)
Aktifitas yang termasuk dalam akun Transportasi ini berhubungan dengan pemakaian kendaraan berikut perawatannya. Misalnya, biaya transportasi naik angkutan, biaya servis, biaya pembelian sparepart kendaraan.
- Akun Alat Tulis Kantor (No Akun 600)
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pengeluaran untuk pembelian peralatan tulis menulis maupun perlengkapan perkantoran dimasukkan dalam akun ini. Misalnya, ballpoin, kertas, type-x, penghapus, dll.
- Akun Perlengkapan (No Akun 700)
Perlu diperjelas bahwa akun Perlengkapan ini mengacu pada apa yang dipakai individu dalam kesehariannya. Misalnya, meja, kursi, sepatu, pakaian, dll. Di dalam akun inilah setiap pengeluaran untuk barang-barang tersebut dimasukkan.
- Akun Peralatan (No. Akun 800)
Yang termasuk dalam akun Peralatan ini adalah pembelian kompor, alat-alat listrik, alat-alat pertukangan, alat-alat perbengkelan untuk memperbaiki kendaraan, dll.
- Akun Hiburan (No Akun 900)
Yang termasuk dalam akun Hiburan adalah setiap aktifitas yang berkaitan dengan upaya menghibur diri, relaksasi maupun rekreasi. Misalnya, nonton film, bertamasya, membeli cd lagu-lagu atau film, dll.
- Akun Beban Sewa (No Akun 110)
Setiap pengeluaran yang berhubungan dengan aktifitas sewa dimasukkan dalam akun 110. Aktifitas pengeluaran akun ini misalnya, sewa rumah, bayar listrik, laundry, TV Kabel, dll.
- Akun Pajak (No Akun 120)
Dalam akun ini, termasuk di antaranya pengeluaran untuk pajak kendaraan bermotor, Pajak Bumi Bangunan (PBB), Pajak Penghasilan, dll.
- Akun Asuransi (No Akun 130)
Dalam hal asuransi perlu dibedakan dengan tabungan, karena aktifitas asuransi merupakan kewajiban yang ada sangsinya bila tidak dilakukan dan berhubungan dengan lembaga-lembaga asuransi resmi.
- Akun Tabungan (No Akun 140)
Dalam hal tabungan, setiap aktifitas menyisihkan pendapatan berapapun jumlahnya bisa dikategorikan ke dalam akun ini. Aktifitas yang ada dalam akun tabungan ini pada dasarnya bersifat suka rela, tergantung dari komitmen individu masing-masing. Namun, bila individu sudah berkomitmen untuk menyisihkan pendapatannya untuk tabungan, maka aktifitasnya menjadi suatu kewajiban yang harus dipatuhi.
Demikian contoh-contoh-contoh akun yang bisa dibuat saat melakukan pengklasifikasian transaksi. Tentu saja tidak ada aturan baku untuk pengklasifikasian tersebut. Masing-masing individu bisa mengklasifikasikan sesuai dengan selera masing-masing. Berikut contoh dari pengklasifikasian transaksi:


Sedangkan dalam pelaksanaan pencatatan, berikut contoh pencatatan transaksi sekaligus pengklasifikasian transaksi:



2. Evaluasi
Setelah individu melakukan pencatatan sekaligus pengklasifikasian secara rutin, ia mendapatkan data-data pemasukan dan pengeluaran selama satu bulan. Data-data yang didapatkannya ini bisa dipergunakan untuk melakukan evaluasi. Dalam melakukan evaluasi ini, terdapat dua kategori evaluasi:
a. Evaluasi Awal Bina Artha
Evaluasi ini dilakukan saat individu melakukan Bina Artha untuk pertama kalinya. Hasil yang didapatnya hanyalah berupa laporan pemasukan dan pengeluaran bulanan. Dari laporan ini, individu bisa melihat komposisi keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran selama satu bulan. Berikut contoh laporan atau rekapitulasi pemasukan dan pengeluaran satu bulan.



b. Evaluasi Bina Artha Lanjutan
Pada evaluasi tahap ini, individu sudah mempunyai data transaksi di bulan sebelumnya, yang atas data transaksi tersebut, individu membuat membuat anggaran untuk bulan berikutnya. Berikut contoh anggaran individu yang telah dibuat pada bulan sebelumnya.


Atas dasar anggaran bulan lalu (anggaran untuk bulan oktober yang dikeluarkan pada bulan september) ini ditambah dengan data-data transaksi yang didapat pada bulan ini (bulan oktober) yang terangkum dalam rekapitulasi pemasukan pengeluaran bulan ini (rekapitulasi/laporan keuangan bulan oktober), individu bisa melakukan analisa pemasukan dan pengeluaran. Aktifitas analisa ini berupa perbandingan antara pemasukan maupun pengeluaran bulan ini dengan anggaran yang telah dibuat pada bulan sebelumnya. Oleh karena, individu sudah pernah mencatat mengklasifikasi transaksi di bulan sebelumnya, maka ia mempunyai data untuk tiap akun.
Dalam melakukan evaluasi, selain secara global (pemasukan dan pengeluaran saja), individu bisa menganalisa akun-akun mana saja yang mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kenaikan atau penurunan bila dibandingkan dengan akun-akun yang dibuat dalam anggaran keuangan. Atas dasar inilah, maka inidividu bisa menentukan dalam hal pemasukan dengan mempertimbangkan pengeluaran, apakah penghasilan perlu ditambah bila pengeluaran melebihi pemasukan, ataukah justru akun pengeluaran tertentu yang perlu dikurangi jika penghasilan tidak bertambah. Berikut merupakan contoh hasil evaluasi dengan memanfaatkan anggaran bulan lalu yang dibandingkan dengan rekapitulasi pemasukan pengeluaran bulan ini.


 3. Pembuatan Anggaran
 Apabila evaluasi sudah dilakukan, maka sudah waktunya individu membuat anggaran pemasukan dan pengeluaran bulan depan, yang nantinya akan dijadikan rujukan untuk perbandingan. Berikut contoh anggaran untuk bulan berikutnya.



D. KESIMPULAN
Dengan melihat penjelasan di atas sekaligus kemungkinan-kemungkinan di masa depan, maka dapatlah disimpulkan bahwa aktifitas bina artha atau pengaturan keuangan perlu dilakukan. Pengaturan keuangan tidak hanya melulu untuk mendapatkan data-data keuangan. Pengaturan keuangan bisa dijadikan rujukan dalam melakukan investasi di masa depan.
Jika seorang individu sudah terbiasa melakukan pengaturan keuangan, tentunya ia tidak akan mengalami kesulitan pun kaget bila ia nantinya akan membuka usaha sendiri karena pada aktifitas usaha yang bertujuan mendapatkan keuntungan juga akan bersinggungan dalam pengelolaan keuangan.


-oo00oo-

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda